KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan karunia-Nya.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah bahu-membahu
dalam menyusun makalah mengenai ginjal yang dibuat ini sehingga dapat diselesaikan.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
teman-teman dan para guru . Guna menambah pengetahuan tentang kimia klinik.
Terutama mengenai ginjal.
Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengucapkan permintaan
maaf jika terdapat kesalahan penulisan maupun data. ”Tak ada gading yang tak retak”
. Tak ada hal yang sempurna. Kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan isi makalah ini kami sambut dengan senang hati. Terima kasih dan
selamat membaca.
Surakarta,
Januari 2011
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar .......................................................................... i
Daftar Isi
.................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan .................................................................. 1
A. Pengertian Ginjal ........................................................ 1
B. Fungsi Umum ............................................................ 2
C.
Anatomis Ginjal ........................................................ 2
D. Fisiologi Ginjal .......................................................... 4
BAB 2 Penjelasan
...................................................................... 6
E. Ginjal
.......................................................................... 6
F. Arteriol
Aferen ........................................................... 6
G. Unit
Struktural Dan Fungsional Ginjal ....................... 7
1.
Glomerulus ......................................................... 7
2.
Kapsula Bowman ............................................... 8
3. Korpuskula ginjal ............................................... 8
H. Struktur
Anatomi Ginjal .............................................. 8
4. Tubulus convulatus proksimal (TCP)
................. 9
5. Loop
of Henle ....................................................10
6.
Tubulus convulatus distal (TCD) .......................10
7.
Aparatus jukstaglomerulus ................................ 10
8. Tubulus
koligens (tubulus collectivus) .............. 11
I. Test Fungsi
Ginjal......................................................... 11
Test
air seni .............................................................12
Test darah ................................................................13
Persiapan
.................................................................13
Hasil test
..................................................................13
Daftar Pustaka ..................................................................
15
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang,terletak
retroperitoneal, di kedua sisi-sisi kolumna vertebralis daerah lumbal. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan
kebawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi 12, sedangkan kutub atas
ginjal kiri terletak setiggi kosta 11. setiap ginjal terdiri dari 600.000
nefron. Nefron terdiri atas glomerulus dengan sebuah kapiler yang berfungsi
sebagai filter. Penyaringan terjadi di dalam sel-sel epitelia yang menghubugkan
setiap glomerulus.
B. Fungsi Umum
Ginjal merupakan organ terpenting dari tubuh manusia yang mempunyai
fungsi:
·
Mengatur keseimbangan cairan
tubuh, elektrolit, dan asam basa.
·
Reabsorbsi selektif air
elektrolit, dan non elektrolit.
·
Mengekskresikan kelebihan sebagai
kemih.
·
Mengeluarkan sampah metabolisme
dan zat kimia asing.
·
Mengatur tekanan darah.
Kedua ureter merupakan saluan yang panjangnya 25-30 cm yang berfungsi
menyalurkan kemih ke kandung kemih. Kandung kemih adalah kantong berotot yang
dapat mengempis dan berdilatasi terletak di belakang simpisis pubis dan
mempunyai 3 muara. Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan kemih dan
mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra. Uretra adalah saluran kecil
yang dapat mengembang.
Ginjal
adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem
urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya
disebut nefrologi.
1
Fungsi ginjal :
·
Menyariang limbah metabolik
·
Membantu mengatur tekanan darah
·
Menjaga keseimbangan asam basa
tubuh
·
Membantu mengatur pembentukan sel
darah
·
Metabolisme vitamin D
·
Menghasilkan prostag
C.
Anatomi ginjal
1.
Makroskopis
- Ginjal terletak
dibagian belakang abdomen atas,di depan 2 kosta terakhir dan 3 otot-otot besar.
- Ginjal pada orang
dewasa panjangnya sampai 13 cm,lebarnya 6cm. Bentuknya seperti biji
kacang,jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan.
-Potongan longitudinal
ginjal memperlihatkan 2 daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi
baji segitiga yang disebut piramida yang dikelilingi oleh bagian korteks dan
tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila/apeks
dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari
kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul. Duktus papilaris bellini
berkumpul menuju kaliks minor lalu menuju kaliks mayor lalu menuju pelvis
ginjal.
2
2.
Mikroskopis
-Dalam setiap ginjal
terdapat sekitar 1 juta nefron. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap
nefron terdiri dari :
# kapsula bowman
# rumbai kapiler
glomerulus
# tubulus kontortus
proksimal
# lengkung henle
# tubulus kontortus
distal,yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul
3.
vaskularisasi ginjal
abdominalis->A.renalis->A.interlobilaris(antara
piramid)->A.arkuata->Aa.interlobularis->Aa.aferen(glomerulus)->Aa.eferen->sistem
portal kapiler->v.interlobularis->vena
arkuarta->v.interlobularis->v.renalis->kava inferior
ginjal dilalui oleh
sekitar 1200ml darah per menit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah
jantung(5000ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk ke ginjalberada dalam
korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medula.
4.
persarafan pada ginjal
ginjal mendapat
persarafan dari nerfusrenalis(vasomotor),saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk alam ginjal,saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
3
D.
FISIOLOGI GINJAL
1.
fungsi ginjal
~menyaring limbah
metabolik(meneluarkan zat-zat toksik dari tubuh dan hasil-hasil akhir
metabolisme)
~membantu mengatur
tekanan darah(melalui ekskresi Na yang berlebih dan produksi hormon renin)
~menjaga keseimbangan
asam basa tubuh
~membantu mengatur
pembentukan sel darah(produksihormon eritropoetin)
~metabolisme vit D
~menhasilkan
prostalglandin
4 tahap pembentukan
urine:
@filtrasi
glomerular
zat-zat
yang di filtrasi ginjal dibagi menjadi 3,yaitu:
^non
elektrolit(Na,K,Mg,Fosfat,Ca,HCO3)
^elektrolit(asam
amino,glukosa,urea,kreatinin,asam urat)
^air
4
@reabsrobsi
setelah
filtrasi langkah kedua adalah reabsorbsi selektif zat-zat tsb kembali lagi
zat-zat yang sudah di filtrasi
@sekresi
tubular
sekresi
terjadi di dalam tubulus,terjadi antara kapiler peritubulus dan lumen tubulus
@ekskresi
BAB II
PENJELASAN
A.
Ginjal
Di
dalam tubuh kita terdapat sepasang ginjal yang terletak di bawah hati dan
limpa, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang bagian punggung tepatnya di
sekitar tulang belakang torakalis (T) nomer 12 hingga lumbalis (L) nomer 3.
Kedua ginjal terletak di belakang selaput yang melapisi perut yang disebut
peritoneum. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri karena
terdesak oleh hati. Oleh karena letaknya tersebut, maka jika terdapat gangguan
ginjal atau sakit ginjal gejalanya akan dirasakan pada pinggang sehingga orang
awam umumnya mengatakan sakit pinggang.
Ginjal
seorang dewasa memiliki ukuran kurang lebih sebagai berikut Panjang 11 cm,
tebal 5 cm, dan berat 150 gram. Ginjal manusia memiliki bentuk seperti biji
kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam disebut hilus. Hilus merupakan
tempat masuk arteri dan saraf, juga keluarnya vena dan ureter. Ginjal diselubungi
oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renal (kapsul ginjal). Pada
lapisan tersebut menempel lapisan lemak yang berfungsi membantu menempelnya
ginjal pada dinding rongga perut dan meredam benturan. Di atas ginjal terdapat
kelenjar adrenal atau disebut juga kelenjar suprarenal (supra = di atas, ren =
ginjal).
F.Arteriol aferen
Dinding
ateriol eferen banyak mengandung otot polos yang mampu mengubah garis tengah
lumen, sedangkan lumen ateriol aferen tetap konstan pada garis tengahnya,
karena sel otot polos yang mengelilinginya berperan dalam sekresi daripada
peranan kontraksi. Glometulus adalah kapiler darah. Glomeruli mengandung
kapiler-kapiler arteri
6
G. Unit Struktural dan Fungsional Ginjal
Unit
struktural dan fungsional dasar dari ginjal dalam pembentukan urine adalah
nefron (nephron). Nefron dapat dibedakan menjadi nefron vaskuler dan nefron
epitel. Nefron pembuluh yaitu arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen,
dan kapiler peritubuler.
Nephron
epithel yaitu kapsula Bowman, tubulus convulatus proksimal, loop of Henle,
tubulus convulatus distal, dan tubulus collectivus. Setiap satu buah ginjal
normal manusia dewasa dapat mengandung 1-4 juta unit nefron. Setiap 1 unit
nefron terdiri atas corpuskula renalis, tubulus kontortus proksimal, bagian
tipis dan tebal lengkung Henle serta tubulus kontortus distal. Unsur-unsur
nefron tertanam pada lamina basalis yang dilanjutkan dengan sejumlah kecil
jaringan penyambung organ. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring
yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) dan saluran-saluran (tubulus).
1. Glomerulus
Glomerulus
merupakan anyaman pembuluh darah kapiler, yang merupakan cabang dari arteriol
aferen. Setelah memasuki badan ginjal (korpus ginjal)korpuskula renalis,
arteriol aferen biasanya bercabang menjadi 2-5 cabang utama yang masing-masing
bercabang lagi menjadi jala-jala kapiler. Tekanan hidrostatik darah arteri yang
terdapat dalam kapiler-kapiler ini. glomelurus diatur oleh arteriol eferen
7
2. Kapsula Bowman
Berkas
kapiler glomelurus dikelilingi oleh kapsula Bowman. Glomerulus berfungsi
sebagai penyaring darah. Kapsula Bowman merupakan epitel berdinding ganda.
Lapisan luar kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng, dan lapisan
dalam tersusun atas sel-sel khusus yang disebut podosit (sel kaki) yang
letaknya meliputi kapiler glomerulus. Antara kedua lapisan tersebut terbentuk
rongga kapsul Bowman. Sel-sel podosit, membrana basalis, dan sel-sel endotel
kapiler membentuk lapisan (membran) filtrasi yang berlubang-lubang yang
memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Sel-sel
endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel lebih besar dan lebih banyak
daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Hasil filtrasi cairan darah pada
glomerulus atau disebut cairan ultrafiltrat (urin primer) selanjutnya ditampung
pada rongga kapsul.
3. Korpuskula ginjal
Kesatuan
antara glomelurus dengan kapsula Bowman membentuk korpuskula renalis (disebut
juga badan Malphigi). Korpuskula renalis berlanjut menjadi tubulus kontortus
proksimal. Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut
glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori
untuk filtrasi atau penyaringan.
H. Struktur anatomi
ginjal
Jika
sebuah ginjal dipotong membelah pada bagian tengah, maka dapat dibedakan
menjadi bagian luar yang disebut korteks, dan bagian dalam yang disebut medula.
Bagian korteks berwarna coklat tua sedangkan medulla coklat agak terang.
Korteks ginjal tersusun atas nefron: dalam medula, tubulus koligens. Struktur
yang berbeda morfologi, fisiologi dan asal embriologi dari nefron paling
menyolok.
8
Lobulus
ginjal terdiri dari satu susunan medulla (medulla ray) dengan jaringan korteks
yang mengelilinginya. Tiap lobulus ginjal memiliki duktus koligens dan semua
unit filtrasi
ginjal bermuara
kedalam duktus ini. Pada manusia dewasa lobus-lobus dan lobulus-lobulus ginjal
tidak selalu terikat dengan nyata.
Pada
bagian medula terdapat bentukan seperti piramid yang disebut piramida renalis
yang merupakan kumpulan saluran pengumpul air kemih yang bersatu membentuk
pelvis renalis.
Medula
ginjal terdiri dari 10-18 struktur yang berbentuk kerucut (piramida renalis).
Piramid medula yang dasar dan pinggir-pinggir berada pada zona korteks dan
puncaknya menonjol yang disebut papila ginjal. Kaliks-kaliks bersatu membentuk
pelvis ginjal yang merupakan bagian atas uteter yang melebar. Permukaan papilla
ginjal ditembus oleh 10-12 lubang-lubang muara duktus koligens membentuk area
cribrosa (daerah kibrosa). Dasar piramid medulla tersusun atas parallel 400-500
tubulus-tubulus panjang secara pararel (medullary rays), menembus korteks. Tiap
medulla rays terdiri dari duktus koligens yang lurus dikelilingi oleh banyak
tubules nefron sejajar yang merupakan unit filtrasi ginjal.
4. Tubulus convulatus
proksimal (TCP)
Tubulus
convulatus proksimal merupakan saluran panjang yang berkelok-kelok mulai pada
korpuskula renalis berlanjut menjadi lengkung Henle (loop of Henle). Tubulus
kontortus proksimal (TKP) biasa ditemukan pada potongan melintang korteks. TKP
dibatasi oleh epitel kubus selapis dengan apeks sel menghadap lumen tubulus
memiliki banyak mikrofili membentuk brush border.
Permukaan
mikrovili brush border berperan membantu reabsorbsi berbagai zat yang terdapat
dalam cairan ultrafiltrat. Pada reabsobsi, sitoplasma apical sel mempunyai
banyak kanakuli berasal dari dasar mikrovili.
9
Di
dekat kanakuli terdapat vesikel kecil sebagai akibat selama pinositosis. Bertambahnya
permukaan membran sel pada basis sel melalui mana pompa natrium adalah
sifat-sifat sel yang ikut dalam transport ion.
5. Loop of Henle
6. Tubulus convulatus
distal (TCD)
Tubulus
kontortus distal yang merupakan nefron terminal. Di tubulus kontortus distal,
terjadi pertukaran ion. Bila aldosteron bekerja, natrium direabsorbsi dan ion
kalium diekskresi oleh tubulus kontortus proksimal yang merupakan tempat
mekanisme
pengawasan
garam total dan air. Tubulus distal juga mengsekresi ion hidrogen dan ion
ammonium ke dalam urine tubulus. Aktivitas ini penting untuk mempertahankan
keseimbangan asam basa darah. berperanan nyata untuk pemekatan urin. Urin yang
meninggalkan tubulus kontortus distal hampir selalu isotonis.
7. Aparatus
jukstaglomerulus
Dekat
dengan badan ginjal, tunika media ateriol aferen mengalami modifikasi dan
terdiri atas sel-sel yang mempunyai bentuk seperti sel-sel epiteloid, bukan
otot polos seperti lazimnya arteriol.
Terdapat
sel-sel yang dinamakan sel jukstaglomelurus yang mempunyai inti seperti rokok
dan sitoplasmanya berwarna gelap yang dipenuhi dengan granula. Sel-sel
jukstaglomelurus berfungsi menghasilkan enzim renin. Renin berperan mengubah
protein plasma yang dinamakan angiotensinogen menjadi angiotensin I.
Zat
ini sebagai akibat kerja 'converting enzyme' yang diduga terdapat dalam
paru-paru, bila kehilangan dua asam amino berubah menjadi okta peptide yang
dinamakan angiotensin II. Efek fisiologi utama dari angiotensin II adalah meningkatkan
sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal.
10
Defisiensi
natrium merangsang pengeluaran renin yang akan mempercepat sekresi aldosteron.
Akibatnya reabsorpsi ion natrium yang dapat menghambat ekskresi renin.
Kelebihan natrium dalam darah akan menekan sekresi renin yang mengakibatkan
penghambatan pembentukan aldosteron yang akan meningkatkan konsentrasi natrium
urin. Jadi apparatus jukstaglomelurus mempunyai peranan homeostatic dalam
mengawasi keseimbangan ion Natrium (Na).
8. Tubulus koligens
(tubulus collectivus)
J.
Tes Fungsi Ginjal
Ginjal
kita, yaitu sistem penyaringan alami tubuh kita, melakukan banyak fungsi
penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa metabolisme dari
aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH
(tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan
melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia, yang ampas disaring
dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan) sebagai air seni.
Tes fungsi ginjal membantu menentukan apakah ginjal kita melakukan tugas ini
sebagaimana mestinya.
Banyak
masalah dapat mempengaruhi kemampuan ginjal kita dalam melakukan tugasnya.
Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara cepat (akut); yang
lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban (kronis). Keduanya
menghasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun) dalam darah.
Serangkaian tes laboratorium yang mengukur tingkat unsur yang seharusnya diatur
oleh ginjal dapat membantu menentukan penyebab dan tingkat masalah ginjal. Tes
dilakukan pada contoh air seni dan darah.
Bila
dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit ginjal, dia akan meminta
kita melakukan tes fungsi ginjal untuk membantu diagnosis.
11
Kemudian, tes fungsi ginjal dapat dilakukan
untuk memantau ginjal kita, agar melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih
berat atau pun pulih.
Tes Urine
Ada
serangkaian tes pada air seni untuk menilai fungsi ginjal. Sebuah tes
sederhana, yang disebut urinanalisis, sering dilakukan pada awal. Contoh air
seni diperiksa secara fisik untuk ciri termasuk warna, bau, penampilan, dan
kepadatan; diperiksa secara kimia untuk unsur termasuk protein, glukosa, dan
pH; dan di bawah mikroskop untuk keberadaan unsur sel (sel darah merah dan
putih, dll.), bakteri, kristal, dsb. Kalau hasil tes ini menunjukkan
kemungkinan ada penyakit atau penurunan pada fungsi ginjal, tes yang berikut
mungkin dapat dilakukan:
Keluaran
kreatinin (creatinine clearance). Tes ini menilai kemampuan ginjal untuk
menghilangkan senyawa yang disebut kreatinin dari darah. Kreatinin adalah bahan
ampas dari metabolisme tenaga otot, yang seharusnya disaring oleh ginjal dan
dimasukkan pada air seni. Tes ini mengukur jumlah kreatinin yang dikeluarkan ke
air seni selama beberapa jam. Untuk menghitung keluaran, tingkat kreatinin
dalam darah juga harus diukur.
Keluaran
urea. Urea adalah bahan ampas dari metabolisme protein, dan dikeluarkan dalam
air seni. Seperti keluaran kreatinin, tes ini mengukur jumlah urea yang
dikeluarkan ke air seni selama beberapa jam, dan juga membutuhkan pengukuran
tingkat urea dalam darah.
Osmologi
air seni. Tes ini mengukur jumlah partikel (bibit) yang dilarutkan dalam air
seni, untuk menilai kemampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni
sebagaimana konsumsi air meningkat atau menurun.
Keberadaan
protein. Ginjal yang sehat menyaring semua protein dari darah dan menyerapnya
kembali, sehingga tingkat protein dalam air seni tetap rendah. Tetap ditemukan
protein dalam air seni adalah tanda penyakit ginjal.
12
Tes Darah
Ada
beberapa tes darah yang dapat membantu menilai fungsi ginjal:
Nitrogen
urea darah (blood urea nitrogen/BUN). Urea adalah produk samping dari
metabolisme protein. Bahan ampas ini dibentuk oleh hati, kemudian disaring oleh
ginjal dan dikeluarkan dalam air seni oleh ginjal. Tingkat BUN dalam darah
dapat menandai masalah ginjal, tetapi karena juga dipengaruhi oleh fungsi hati
(lihat Lembaran Informasi (LI) 135), tes harus dilakukan bersamaan dengan pengukuran
kreatinin, yang lebih khusus menandai masalah ginjal.
Kreatinin.
Tes ini mengukur tingkat kreatinin (lihat di atas) dalam darah. Karena tingkat
kreatinin hanya sedikit dipengaruhi oleh fungsi hati, tingkat kreatinin yang
tinggi dalam darah lebih khusus menandai penurunan pada fungsi ginjal.
Tes
lain. Pengukuran tingkat zat lain, yang seharusnya diatur oleh ginjal, dalam
darah dapat membantu menilai fungsi hati. Zat ini termasuk zat natrium, kalium,
klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium, fosforus, protein, asam urik dan
glukosa.
Persiapan
Kita
diberi petunjuk yang jelas mengenai pengumpulan contoh air seni. Beberapa tes
mungkin membutuhkan contoh dikumpulkan selama 24 jam. Mungkin contoh harus
disimpan dalam kulkas atau dicampur dengan bahan pengawet tertentu agar tidak
terjadi perubahan. Mungkin kita diminta menghentikan beberapa pengobatan,
mengatur makanan yang dikonsumsi, dan tidak berolahraga selama contoh diambil.
Hasil Tes
LI
120 menunjukkan nilai normal atau nilai rujukan untuk beberapa tes di atas.
Harus ditekankan bahwa nilai ini berbeda tergantung pada alat yang dipakai pada
laboratorium yang melakukan tes dan cara penggunaannya. Laporan laboratorium
yang kita terima setelah melakukan tes menunjukkan nilai rujukan yang berlaku.
Bila kita ingin dapat komentar mengenai hasil tes, sebaiknya kita menyebut
hasil tes dan nilai rujukan.
13
Apa Arti Hasil Tes?
Nilai
rendah untuk keluaran kreatinin dan urea menandai penurunan kemampuan ginjal
untuk menyaring bahan ampas ini dari darah dan menghilangkannya dalam air seni.
Sebagaimana keluaran menurun, tingkat kreatinin, urea dan asam urik dalam darah
meningkat. Karena dipengaruhi oleh masalah lain, tingkat BUN yang tinggi secara
sendiri tidak tentu menandai masalah ginjal, tetapi memberi kesan adanya.
Sebaliknya, tingkat kreatinin yang tinggi dalam darah sangat spesifik menandai
penurunan pada fungsi ginjal.
Ketidakmampuan
ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagai tanggapan pada perubahan dalam
konsumsi cairan, yang ditandai oleh tes osmologi dapat menandai penurunan pada
fungsi ginjal. Karena ginjal yang sehat tidak mengeluarkan protein pada air
seni, tetap ada protein dalam air seni juga menandai beberapa jenis penyakit
ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono,Anung. Buku Panduan Patologi Kimia Klinik. 2007.
Surakarta :
Gandasoebrata,R. Penuntun Patologi Klinik. 2008. Jakarta Timur : Dian Rakyat
0 komentar:
Posting Komentar