MAKALAH
KIMIA KLINIK
DIABETUS
MILITUS
Disusun
oleh :
Nila
Putri W : 28
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
ANALIS
KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
DIABETUS
MILITUS
A.Pengertian
Diabetes
Mellitus (DM) adalah penyakit yang akhir-akhir ini semakin banyak dijumpai.
Penyakit Diabetes Melitus juga sering kita sebut dengan istilah kencing manis
atau penyakit gula darah. Penyakit yang satu ini termasuk jenis penyakit kronis
yang tanda awalnya yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah sebagai akibat
adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang terganggu
adalah pankreas yang mana sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pankreas
sudah tidak mampu memproduksi hormon insulin dalam memenuhi kebutuhan tubuh.
Menurut
sumber wikipedia Insulin adalah sejenis hormon jenis polipeptida yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Fungsi utama insulin ialah untuk menjaga
keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa
oleh sel badan. Kegagalan tubuh untuk menghasilkan insulin, atau jumlah insulin
yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam tubuh
dan digunakan oleh sel-sel dalam tubuh (tidak terserap oleh sel-sel dalam
tubuh). Dengan demikian glukosa meningkat di dalam darah menyebabkan berlakunya
penyakit kencing manis juga dikenal sebagai Diabetes Melitus.
B.Faktor Penyebab
¢
Faktor genetic / keturunan
Diabetes juga dapat disebabkan karena
faktor keturunan atau genetika. Biasanya jika ada anggota keluarga yang
menderita diabetes, maka kemungkinan besar anaknya juga menderita penyakit yang
sama. Para ahli diabetes telah sepakat menentukan persentase kemungkinan
terjadinya diabetes karena keturunan. Jika kedua orang tuanya (bapak dan ibu)
menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu
83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau ibu) adalah penderita diabetes,
maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan jika
kedua orang tuanya normal/tidak menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya
menderita penyakit diabetes yaitu 15%.
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menderita
penyakit diabetes, yaitu : pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat,
umur, dan kelainan genetik. Sedapat mungkin kita harus mengurangi atau bahkan
menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat memicu terjadinya diabetes.
¢
Faktor lingkungan
Usia à nilai ambang
glukosa rendah
Kegemukan / obesitas à karena
penurunan sensitivitas jaringan lemak
Stress à karena
peningkatan hormone-hormon yang cenderung meninggi pada gula darah
Obat-obatan à aspirin,
glukokortikoid, & obat kontrasepsi oral
Virus
Banyak Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Gula
Kita semakin sulit menghindari
makanan yang mengandung gula, hal tersebut sangat mudah di jumpai seperti es
krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka jajanan kue dan lain-lain.
Semua makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita sadari mengandung banyak
gula. Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung dalam makanan dan
minuman tersebut tidak pernah kita ketahui berapa takarannya. Berbeda jika kita
minum teh atau kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui berapa sendok teh takarannya.
Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang wajar.
Kurang tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan
berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit.
Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan merokok mempunyai resiko
terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan begadang,
istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit
kembali.
Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti
Perlu kita ketahui bahwa tubuh
mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengolah makanan yang Anda makan. Jika
kita makan terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam
bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka
dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh.
Inilah pemicu awal terjadinya gejala diabetes. Untuk penderita diabetes bisa
juga membaca artikel makanan diabetes melitus.
Merokok
Merokok merupakan salah satu
kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman beralkohol. Merokok dapat
menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paru-paru, merokok juga
dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat
mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup naik mobil ketika
berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk terlalu lama di depan
komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat sistem sekresi tubuh
berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang
lambat laun berat badan menjadi berlebih.
Sebagai pencegahan, kita dapat
memperbanyak aktivitas fisik selama bekerja. Misalnya jalan kaki ketika
berangkat ke kantor, naik tangga, melakukan senam ringan sehabis duduk terlalu
lama dan lain-lain.
C. Tanda dan Gejala
¢
Adanya trias poli :
¢ Poliuria (banyang kencing)
Disebabkan karena kadar gula darah mencapai 180 mg% sehingga menyebabkan air banyakkeluar lewat urin.
¢
Polidipsi (banyak
minum)
Sebagai
akibat adanya poliuria sehingga terjadi rasa haus
¢
Polifagi (banyak makan)
Pada penderita DM kadar glukosa intrasel berkurang, akibatnya semua sel-sel
akan kekurangan glukosa termasuk hipotalamus (saraf) sehingga akan merangsang
pusat makan.
¢
Badan terasa lemas
¢
Kesemutan
¢
Gangguan visus
¢
Infeksi yang berulang
¢
Gangguan seksual
(impotensi)
D. Pemeriksaan kimia klinik
Mencakup 3 jenis pemeriksaan : tes saring, tes diagnostik,
dan tes terapi.
-
Tes Saring meliputi:
• GDP
• GDS
• Test Glukosa Urine
• Test konvensional
• Test Carik celup
-
Tes Diagnostik meliputi:
• GDP
• GDS
• GD2PP
• Glukosa jam ke-2 TTGO
-
Test Monitoring Terapi meliputi:
• GDP
• GD2PP
• A1c
-
Test untuk mendeteksi komplikasi :
• Mikroalbumiuria
• Ureum, creatinin, dan asam urat
• Cholesterol total
• Cholesterol LDL
• Cholesterol HDL
• Trigliseride
# Nilai Rujukan :
• GDS : < 110 mg/dl
• GGDP : < 100 mg/dl
• GD2PP : < 140 mg/dl
TEST PENUNJANG :
Tes Toleransi Glukosa Oral/TTGO.Tes
ini telah digunakan untuk mendiagnosis diabetes awal secara pasti.
Namun tidak dibutuhkan untuk penapisan dan
tidak sebaiknya dilakukan pada pasien dengan manifestasi klinis diabetes dan
hiperglikemia.
Cara pemeriksaannya adalah :
1.Tiga hari sebelum pemeriksaan,
pasien makan seperti biasa.
2.Kegiatan jasmani cukup.
3.Pasien puasa selama 10 – 12 jam.
4.Periksa kadar glukosa darah puasa.
5.Berikan glukosa 75 gram yang
dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5 menit.
6.Periksa kadar glukosa darah saat ½,
1, dan 2 jam setelah diberi glukosa.
7.Saat pemeriksaan, pasien harus
istirahat, dan tidak boleh merokok.
Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa
individu yang dirawat jalan dengantoleransi glukosa normal adalah 70 – 110
mg/dl. Setelah pemberian glukosa, kadar glukosa akan meningkat, namun akan
kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam.Kadar glukosa serum yang < 200
mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam setelah pemberianglukosa, dan <140 mg/dl
setelah 2 jam setelah pemberian glukosa, ditetapkan sebagainilai TTGO normal.
Tes Benedict
Pada tes ini, digunakan reagen Benedict, dan urin sebagai
spesimen Cara kerja:
1.Masukkan 1 – 2 ml
urin spesimen ke dalam tabung reaksi
2.Masukkan 1 ml reagen Benedict ke dalam urin tersebut,
lalu dikocok
3.Panaskan selama kurang lebih 2-3 menit
4.Perhatikan jika adanya perubahan warna.
Tes ini lebih bermakna ke arah
kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM,kadar glukosa darah amat
tinggi, sehingga dapat merusak kapiler dan glomerulus ginjal,sehingga pada
akhirnya, ginjal mengalami ”kebocoran” dan dapat berakibat terjadinyaRenal
Failure, atau Gagal Ginjal.
Jika keadaan ini dibiarkan tanpa
adanya penangananyang benar untuk mengurangi kandungan glukosa darah yang
tinggi, maka akan terjadi berbagai komplikasi sistemik yang pada akhirnya
menyebabkan kematian karena GagalGinjal Kronik.Hasil dari Benedic TestInterpretasi
(mulai dari tabung paling kanan) :0 = Berwarna Biru. Negatif. Tidak ada
Glukosa.. Bukan DM+1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum pasti DM,
atau DM stadium dini/awal+2 = Berwarna Orange. Ada Glukosa. Jika pemeriksaan
kadar glukosa darahmendukung/sinergis, maka termasuk DM+3 = Berwarna Orange
tua. Ada Glukosa. Positif DM+4 = Berwarna Merah pekat. Banyak Glukosa. DM
kronik 2.
Test Rothera
Pada test ini digunakan urin sebagai
spesimen dan dipakai reagen Rothera agents,dan amonium hidroxida pekat.
Test ini untuk berguna untuk
mendeteksi adanya aceton dan asam asetat dalam urin, yangmengindikasikan adanya
kemungkinan dari ketoasidosis akibat DM kronik yang tidak ditangani.
Zat-zat tersebut terbentuk dari hasil
pemecahan lipid secara masif oleh tubuhkarena glukosa tidak dapat digunakan
sebagai sumber energi dalam keadaan DM,sehingga tubuh melakukan mekanisme
glukoneogenesis untuk menghasilkan energi. Zatawal dari aceton dan asam asetat
tersebut adalah Trigliseric Acid/TGA, yang merupakanhasil pemecahan dari lemak.
Cara kerja :
1.Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi.
2.Masukkan 1 gram reagens Rothera dan kocok hingga larut.
3.Pegang tabung dalam keadaan miring, lalu 1 - 2 ml
masukkan amonium
hidroxidasecara
perlahan – lahan melalui dinding tabung.
4.Taruh tabung dalam keadaan tegak.
5.Baca hasil dalam setelah 3 menit.
6.Adanya warna ungu kemerahan pada perbatasan kedua
lapisan cairan menandakan
adanya zat – zat keton.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price and Wilson.2006 .Patofisiologi. Jakarta : EGC
2. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi ketiga.
3. Gandra Soebrata, Penuntun Laboratorium Klinik.
0 komentar:
Posting Komentar