Jumat, 01 Juni 2012

ginjal

Diposting oleh d'putri di 23.30

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan karunia-Nya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah bahu-membahu dalam menyusun makalah mengenai ginjal yang dibuat ini sehingga dapat diselesaikan.
 Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman dan para guru . Guna menambah pengetahuan tentang kimia klinik. Terutama mengenai ginjal.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengucapkan permintaan maaf jika terdapat kesalahan penulisan maupun data. ”Tak ada gading  yang tak retak” . Tak ada hal yang sempurna. Kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi makalah ini kami sambut dengan senang hati. Terima kasih dan selamat membaca.





Surakarta, Januari 2011

PENYUSUN

i


 DAFTAR ISI
Kata pengantar ..........................................................................      i
Daftar Isi ....................................................................................      ii
BAB 1 Pendahuluan ..................................................................      1
A.    Pengertian Ginjal ........................................................      1
B.    Fungsi Umum ............................................................       2
C.    Anatomis Ginjal ........................................................                 2       
D.    Fisiologi Ginjal ..........................................................       4
BAB 2 Penjelasan ......................................................................      6
E. Ginjal ..........................................................................       6
F. Arteriol Aferen ...........................................................        6
G. Unit Struktural Dan Fungsional Ginjal .......................      7
1. Glomerulus ......................................................... 7
2. Kapsula Bowman ...............................................      8
          3. Korpuskula ginjal ...............................................      8
H. Struktur Anatomi Ginjal .............................................. 8
          4. Tubulus convulatus proksimal (TCP) .................      9
5. Loop of Henle ....................................................10
6. Tubulus convulatus distal (TCD) .......................10 
7. Aparatus jukstaglomerulus ................................ 10
8. Tubulus koligens (tubulus collectivus) .............. 11
I. Test Fungsi Ginjal.........................................................       11
          Test air seni .............................................................12
          Test darah ................................................................13
          Persiapan .................................................................13
          Hasil test ..................................................................13
Daftar Pustaka  .................................................................. 15              

ii


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pengertian Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang,terletak retroperitoneal, di kedua sisi-sisi kolumna vertebralis daerah lumbal. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi 12, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setiggi kosta 11. setiap ginjal terdiri dari 600.000 nefron. Nefron terdiri atas glomerulus dengan sebuah kapiler yang berfungsi sebagai filter. Penyaringan terjadi di dalam sel-sel epitelia yang menghubugkan setiap glomerulus.
B.     Fungsi Umum
Ginjal merupakan organ terpenting dari tubuh manusia yang mempunyai fungsi:
·         Mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam basa.
·         Reabsorbsi selektif air elektrolit, dan non elektrolit.
·         Mengekskresikan kelebihan sebagai kemih.
·         Mengeluarkan sampah metabolisme dan zat kimia asing.
·         Mengatur tekanan darah.
Kedua ureter merupakan saluan yang panjangnya 25-30 cm yang berfungsi menyalurkan kemih ke kandung kemih. Kandung kemih adalah kantong berotot yang dapat mengempis dan berdilatasi terletak di belakang simpisis pubis dan mempunyai 3 muara. Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan kemih dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra. Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
1
Fungsi ginjal :
·         Menyariang limbah metabolik
·         Membantu mengatur tekanan darah
·         Menjaga keseimbangan asam basa tubuh
·         Membantu mengatur pembentukan sel darah
·         Metabolisme vitamin D
·         Menghasilkan prostag
C.    Anatomi ginjal
1.      Makroskopis
- Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas,di depan 2 kosta terakhir dan 3 otot-otot besar.
- Ginjal pada orang dewasa panjangnya sampai 13 cm,lebarnya 6cm. Bentuknya seperti biji kacang,jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan.
-Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan 2 daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramida yang dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila/apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul. Duktus papilaris bellini berkumpul menuju kaliks minor lalu menuju kaliks mayor lalu menuju pelvis ginjal.


2
2.      Mikroskopis
-Dalam setiap ginjal terdapat sekitar 1 juta nefron. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari :

# kapsula bowman
# rumbai kapiler glomerulus
# tubulus kontortus proksimal
# lengkung henle
# tubulus kontortus distal,yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul
3.      vaskularisasi ginjal
abdominalis->A.renalis->A.interlobilaris(antara piramid)->A.arkuata->Aa.interlobularis->Aa.aferen(glomerulus)->Aa.eferen->sistem portal kapiler->v.interlobularis->vena arkuarta->v.interlobularis->v.renalis->kava inferior
ginjal dilalui oleh sekitar 1200ml darah per menit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung(5000ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk ke ginjalberada dalam korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medula.
4.      persarafan pada ginjal
ginjal mendapat persarafan dari nerfusrenalis(vasomotor),saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk alam ginjal,saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.


3
D.    FISIOLOGI GINJAL
1.      fungsi ginjal
~menyaring limbah metabolik(meneluarkan zat-zat toksik dari tubuh dan hasil-hasil akhir metabolisme)
~membantu mengatur tekanan darah(melalui ekskresi Na yang berlebih dan produksi hormon renin)
~menjaga keseimbangan asam basa tubuh
~membantu mengatur pembentukan sel darah(produksihormon eritropoetin)
~metabolisme vit D
~menhasilkan prostalglandin

4 tahap pembentukan urine:
@filtrasi glomerular
zat-zat yang di filtrasi ginjal dibagi menjadi 3,yaitu:
^non elektrolit(Na,K,Mg,Fosfat,Ca,HCO3)
^elektrolit(asam amino,glukosa,urea,kreatinin,asam urat)
^air



4
@reabsrobsi
setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorbsi selektif zat-zat tsb kembali lagi zat-zat yang sudah di filtrasi
@sekresi tubular
sekresi terjadi di dalam tubulus,terjadi antara kapiler peritubulus dan lumen tubulus
@ekskresi




BAB II
PENJELASAN
A.   Ginjal

Di dalam tubuh kita terdapat sepasang ginjal yang terletak di bawah hati dan limpa, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang bagian punggung tepatnya di sekitar tulang belakang torakalis (T) nomer 12 hingga lumbalis (L) nomer 3. Kedua ginjal terletak di belakang selaput yang melapisi perut yang disebut peritoneum. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri karena terdesak oleh hati. Oleh karena letaknya tersebut, maka jika terdapat gangguan ginjal atau sakit ginjal gejalanya akan dirasakan pada pinggang sehingga orang awam umumnya mengatakan sakit pinggang.

Ginjal seorang dewasa memiliki ukuran kurang lebih sebagai berikut Panjang 11 cm, tebal 5 cm, dan berat 150 gram. Ginjal manusia memiliki bentuk seperti biji kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam disebut hilus. Hilus merupakan tempat masuk arteri dan saraf, juga keluarnya vena dan ureter. Ginjal diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renal (kapsul ginjal). Pada lapisan tersebut menempel lapisan lemak yang berfungsi membantu menempelnya ginjal pada dinding rongga perut dan meredam benturan. Di atas ginjal terdapat kelenjar adrenal atau disebut juga kelenjar suprarenal (supra = di atas, ren = ginjal).

F.Arteriol aferen
Dinding ateriol eferen banyak mengandung otot polos yang mampu mengubah garis tengah lumen, sedangkan lumen ateriol aferen tetap konstan pada garis tengahnya, karena sel otot polos yang mengelilinginya berperan dalam sekresi daripada peranan kontraksi. Glometulus adalah kapiler darah. Glomeruli mengandung kapiler-kapiler arteri

6

G. Unit Struktural dan Fungsional Ginjal

Unit struktural dan fungsional dasar dari ginjal dalam pembentukan urine adalah nefron (nephron). Nefron dapat dibedakan menjadi nefron vaskuler dan nefron epitel. Nefron pembuluh yaitu arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, dan kapiler peritubuler.

Nephron epithel yaitu kapsula Bowman, tubulus convulatus proksimal, loop of Henle, tubulus convulatus distal, dan tubulus collectivus. Setiap satu buah ginjal normal manusia dewasa dapat mengandung 1-4 juta unit nefron. Setiap 1 unit nefron terdiri atas corpuskula renalis, tubulus kontortus proksimal, bagian tipis dan tebal lengkung Henle serta tubulus kontortus distal. Unsur-unsur nefron tertanam pada lamina basalis yang dilanjutkan dengan sejumlah kecil jaringan penyambung organ. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) dan saluran-saluran (tubulus).

1. Glomerulus

Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler, yang merupakan cabang dari arteriol aferen. Setelah memasuki badan ginjal (korpus ginjal)korpuskula renalis, arteriol aferen biasanya bercabang menjadi 2-5 cabang utama yang masing-masing bercabang lagi menjadi jala-jala kapiler. Tekanan hidrostatik darah arteri yang terdapat dalam kapiler-kapiler ini. glomelurus diatur oleh arteriol eferen








7
2. Kapsula Bowman

Berkas kapiler glomelurus dikelilingi oleh kapsula Bowman. Glomerulus berfungsi sebagai penyaring darah. Kapsula Bowman merupakan epitel berdinding ganda. Lapisan luar kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng, dan lapisan dalam tersusun atas sel-sel khusus yang disebut podosit (sel kaki) yang letaknya meliputi kapiler glomerulus. Antara kedua lapisan tersebut terbentuk rongga kapsul Bowman. Sel-sel podosit, membrana basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk lapisan (membran) filtrasi yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Sel-sel endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel lebih besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Hasil filtrasi cairan darah pada glomerulus atau disebut cairan ultrafiltrat (urin primer) selanjutnya ditampung pada rongga kapsul.

3. Korpuskula ginjal

Kesatuan antara glomelurus dengan kapsula Bowman membentuk korpuskula renalis (disebut juga badan Malphigi). Korpuskula renalis berlanjut menjadi tubulus kontortus proksimal. Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan.

H. Struktur anatomi ginjal

Jika sebuah ginjal dipotong membelah pada bagian tengah, maka dapat dibedakan menjadi bagian luar yang disebut korteks, dan bagian dalam yang disebut medula. Bagian korteks berwarna coklat tua sedangkan medulla coklat agak terang. Korteks ginjal tersusun atas nefron: dalam medula, tubulus koligens. Struktur yang berbeda morfologi, fisiologi dan asal embriologi dari nefron paling menyolok.

8
Lobulus ginjal terdiri dari satu susunan medulla (medulla ray) dengan jaringan korteks yang mengelilinginya. Tiap lobulus ginjal memiliki duktus koligens dan semua unit filtrasi
ginjal bermuara kedalam duktus ini. Pada manusia dewasa lobus-lobus dan lobulus-lobulus ginjal tidak selalu terikat dengan nyata.

Pada bagian medula terdapat bentukan seperti piramid yang disebut piramida renalis yang merupakan kumpulan saluran pengumpul air kemih yang bersatu membentuk pelvis renalis.

Medula ginjal terdiri dari 10-18 struktur yang berbentuk kerucut (piramida renalis). Piramid medula yang dasar dan pinggir-pinggir berada pada zona korteks dan puncaknya menonjol yang disebut papila ginjal. Kaliks-kaliks bersatu membentuk pelvis ginjal yang merupakan bagian atas uteter yang melebar. Permukaan papilla ginjal ditembus oleh 10-12 lubang-lubang muara duktus koligens membentuk area cribrosa (daerah kibrosa). Dasar piramid medulla tersusun atas parallel 400-500 tubulus-tubulus panjang secara pararel (medullary rays), menembus korteks. Tiap medulla rays terdiri dari duktus koligens yang lurus dikelilingi oleh banyak tubules nefron sejajar yang merupakan unit filtrasi ginjal.
4. Tubulus convulatus proksimal (TCP)

Tubulus convulatus proksimal merupakan saluran panjang yang berkelok-kelok mulai pada korpuskula renalis berlanjut menjadi lengkung Henle (loop of Henle). Tubulus kontortus proksimal (TKP) biasa ditemukan pada potongan melintang korteks. TKP dibatasi oleh epitel kubus selapis dengan apeks sel menghadap lumen tubulus memiliki banyak mikrofili membentuk brush border.

Permukaan mikrovili brush border berperan membantu reabsorbsi berbagai zat yang terdapat dalam cairan ultrafiltrat. Pada reabsobsi, sitoplasma apical sel mempunyai banyak kanakuli berasal dari dasar mikrovili.

9
Di dekat kanakuli terdapat vesikel kecil sebagai akibat selama pinositosis. Bertambahnya permukaan membran sel pada basis sel melalui mana pompa natrium adalah sifat-sifat sel yang ikut dalam transport ion.

5. Loop of Henle

6. Tubulus convulatus distal (TCD)

Tubulus kontortus distal yang merupakan nefron terminal. Di tubulus kontortus distal, terjadi pertukaran ion. Bila aldosteron bekerja, natrium direabsorbsi dan ion kalium diekskresi oleh tubulus kontortus proksimal yang merupakan tempat mekanisme

pengawasan garam total dan air. Tubulus distal juga mengsekresi ion hidrogen dan ion ammonium ke dalam urine tubulus. Aktivitas ini penting untuk mempertahankan keseimbangan asam basa darah. berperanan nyata untuk pemekatan urin. Urin yang meninggalkan tubulus kontortus distal hampir selalu isotonis.

7. Aparatus jukstaglomerulus

Dekat dengan badan ginjal, tunika media ateriol aferen mengalami modifikasi dan terdiri atas sel-sel yang mempunyai bentuk seperti sel-sel epiteloid, bukan otot polos seperti lazimnya arteriol.

Terdapat sel-sel yang dinamakan sel jukstaglomelurus yang mempunyai inti seperti rokok dan sitoplasmanya berwarna gelap yang dipenuhi dengan granula. Sel-sel jukstaglomelurus berfungsi menghasilkan enzim renin. Renin berperan mengubah protein plasma yang dinamakan angiotensinogen menjadi angiotensin I.

Zat ini sebagai akibat kerja 'converting enzyme' yang diduga terdapat dalam paru-paru, bila kehilangan dua asam amino berubah menjadi okta peptide yang dinamakan angiotensin II. Efek fisiologi utama dari angiotensin II adalah meningkatkan sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal.

10

Defisiensi natrium merangsang pengeluaran renin yang akan mempercepat sekresi aldosteron. Akibatnya reabsorpsi ion natrium yang dapat menghambat ekskresi renin. Kelebihan natrium dalam darah akan menekan sekresi renin yang mengakibatkan penghambatan pembentukan aldosteron yang akan meningkatkan konsentrasi natrium urin. Jadi apparatus jukstaglomelurus mempunyai peranan homeostatic dalam mengawasi keseimbangan ion Natrium (Na).

8. Tubulus koligens (tubulus collectivus)

J. Tes Fungsi Ginjal

Ginjal kita, yaitu sistem penyaringan alami tubuh kita, melakukan banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia, yang ampas disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan) sebagai air seni. Tes fungsi ginjal membantu menentukan apakah ginjal kita melakukan tugas ini sebagaimana mestinya.

Banyak masalah dapat mempengaruhi kemampuan ginjal kita dalam melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban (kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun) dalam darah. Serangkaian tes laboratorium yang mengukur tingkat unsur yang seharusnya diatur oleh ginjal dapat membantu menentukan penyebab dan tingkat masalah ginjal. Tes dilakukan pada contoh air seni dan darah.

Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit ginjal, dia akan meminta kita melakukan tes fungsi ginjal untuk membantu diagnosis.


11
 Kemudian, tes fungsi ginjal dapat dilakukan untuk memantau ginjal kita, agar melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun pulih.


Tes Urine

Ada serangkaian tes pada air seni untuk menilai fungsi ginjal. Sebuah tes sederhana, yang disebut urinanalisis, sering dilakukan pada awal. Contoh air seni diperiksa secara fisik untuk ciri termasuk warna, bau, penampilan, dan kepadatan; diperiksa secara kimia untuk unsur termasuk protein, glukosa, dan pH; dan di bawah mikroskop untuk keberadaan unsur sel (sel darah merah dan putih, dll.), bakteri, kristal, dsb. Kalau hasil tes ini menunjukkan kemungkinan ada penyakit atau penurunan pada fungsi ginjal, tes yang berikut mungkin dapat dilakukan:
Keluaran kreatinin (creatinine clearance). Tes ini menilai kemampuan ginjal untuk menghilangkan senyawa yang disebut kreatinin dari darah. Kreatinin adalah bahan ampas dari metabolisme tenaga otot, yang seharusnya disaring oleh ginjal dan dimasukkan pada air seni. Tes ini mengukur jumlah kreatinin yang dikeluarkan ke air seni selama beberapa jam. Untuk menghitung keluaran, tingkat kreatinin dalam darah juga harus diukur.
Keluaran urea. Urea adalah bahan ampas dari metabolisme protein, dan dikeluarkan dalam air seni. Seperti keluaran kreatinin, tes ini mengukur jumlah urea yang dikeluarkan ke air seni selama beberapa jam, dan juga membutuhkan pengukuran tingkat urea dalam darah.
Osmologi air seni. Tes ini mengukur jumlah partikel (bibit) yang dilarutkan dalam air seni, untuk menilai kemampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagaimana konsumsi air meningkat atau menurun.
Keberadaan protein. Ginjal yang sehat menyaring semua protein dari darah dan menyerapnya kembali, sehingga tingkat protein dalam air seni tetap rendah. Tetap ditemukan protein dalam air seni adalah tanda penyakit ginjal.




12
Tes Darah

Ada beberapa tes darah yang dapat membantu menilai fungsi ginjal:
Nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN). Urea adalah produk samping dari metabolisme protein. Bahan ampas ini dibentuk oleh hati, kemudian disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni oleh ginjal. Tingkat BUN dalam darah dapat menandai masalah ginjal, tetapi karena juga dipengaruhi oleh fungsi hati (lihat Lembaran Informasi (LI) 135), tes harus dilakukan bersamaan dengan pengukuran kreatinin, yang lebih khusus menandai masalah ginjal.
Kreatinin. Tes ini mengukur tingkat kreatinin (lihat di atas) dalam darah. Karena tingkat kreatinin hanya sedikit dipengaruhi oleh fungsi hati, tingkat kreatinin yang tinggi dalam darah lebih khusus menandai penurunan pada fungsi ginjal.
Tes lain. Pengukuran tingkat zat lain, yang seharusnya diatur oleh ginjal, dalam darah dapat membantu menilai fungsi hati. Zat ini termasuk zat natrium, kalium, klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium, fosforus, protein, asam urik dan glukosa.

Persiapan

Kita diberi petunjuk yang jelas mengenai pengumpulan contoh air seni. Beberapa tes mungkin membutuhkan contoh dikumpulkan selama 24 jam. Mungkin contoh harus disimpan dalam kulkas atau dicampur dengan bahan pengawet tertentu agar tidak terjadi perubahan. Mungkin kita diminta menghentikan beberapa pengobatan, mengatur makanan yang dikonsumsi, dan tidak berolahraga selama contoh diambil.

Hasil Tes

LI 120 menunjukkan nilai normal atau nilai rujukan untuk beberapa tes di atas. Harus ditekankan bahwa nilai ini berbeda tergantung pada alat yang dipakai pada laboratorium yang melakukan tes dan cara penggunaannya. Laporan laboratorium yang kita terima setelah melakukan tes menunjukkan nilai rujukan yang berlaku. Bila kita ingin dapat komentar mengenai hasil tes, sebaiknya kita menyebut hasil tes dan nilai rujukan.

13
Apa Arti Hasil Tes?

Nilai rendah untuk keluaran kreatinin dan urea menandai penurunan kemampuan ginjal untuk menyaring bahan ampas ini dari darah dan menghilangkannya dalam air seni. Sebagaimana keluaran menurun, tingkat kreatinin, urea dan asam urik dalam darah meningkat. Karena dipengaruhi oleh masalah lain, tingkat BUN yang tinggi secara sendiri tidak tentu menandai masalah ginjal, tetapi memberi kesan adanya. Sebaliknya, tingkat kreatinin yang tinggi dalam darah sangat spesifik menandai penurunan pada fungsi ginjal.

Ketidakmampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagai tanggapan pada perubahan dalam konsumsi cairan, yang ditandai oleh tes osmologi dapat menandai penurunan pada fungsi ginjal. Karena ginjal yang sehat tidak mengeluarkan protein pada air seni, tetap ada protein dalam air seni juga menandai beberapa jenis penyakit ginjal.






DAFTAR PUSTAKA

Cahyono,Anung. Buku Panduan Patologi Kimia Klinik. 2007. Surakarta :
Gandasoebrata,R. Penuntun Patologi Klinik. 2008. Jakarta Timur : Dian Rakyat











0 komentar:

Posting Komentar

 

phut_phut Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea